Selasa, 23 Oktober 2012

laporan lengkap ,


1.     Fasilitas 
Untuk memenuhi kebutuhan dalam proses belajar mengajar, kelengkapan fasilitas belajar secara terus menerus ditingkatkan, mengingat bahwa hal tersebut sangat menunjang pencapaian tugas proses belajar mengajar di sekolah.  SMA Negeri 1 Makassar dilengkapi dengan berbagai fasilitas, anatara lain :
a. Gedung ruang belajar sebanyak 27 kelas / ruangan.
b.Ruang laboratorium IPA 3 ruangan, antara lain laboratorium biologi, kimia, dan fisika yang masing masing dilengkapi dengan perangkat siap pakai.
c. Ruang laboratorium komputer 1 ruangan dengan perlengkapan komputer sebagai tempat siswa belajar komputer.
d.Ruang laboratorium bahasa 1 ruangan.
e. Ruang kantor, kepala sekolah, tata usaha, ruang guru, ruang BP masing-masing 1 ruangan.
f.  Ruang OSIS, PMR, Pramuka, dan ruang kesenian masing masing 1 ruangan.
g. Ruang bahasa 2 ruangan
h.Ruang perpustakaan 1 ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku baik fiksi maupun non fiksi serta buku-buku lainnya.
i.   Mushalla 1 ruangan dengan sejumlah Alquran, seperangkat alat sholat, dan tempat wudhu.
j.   Ruang serba guna 1 ruangan. Ruangan ini berbentuk aula, lasim digunakan sebagai ruang pertemuan dan kegiatan besar seperti BP3 atau komite sekolah. Disamping itu, ruangan ini juga sering dialihfungsikan sebagai lapangan bulu tangkis, lapangan sepak bola takrow atau tempat latihan dan pertunjukkan seni.
k.Lapangan olahraga beserta fasilitasnya.
l.   Lapangan upacara
n. WC staf
m. Kantin
o. Tempat Parkir
2.     Keadaan Siswa
Siswa di SMK Negeri 1 Pinrang adalah siswa.
3.     Personil
a.      Unsur Pimpinan Sekolah
SMK Negeri 1 Pinrang dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh 4 orang wakil kepala sekolah, tenaga pendidik dan tata usaha. Wakil kepala sekolah tersebut masing-masing membidangi urusan kesiswaan, kurikulum, urusan perpustakaan, dan urusan kerjasama masyarakat.
b.     Staf pengajar
SMK Negeri 1 Pinrang memiliki staf pengajar sebanyak 85 orang yang hampir semuanya alumni IKIP Ujung Pandang (sekarang Universitas Negeri Makassar) dengan kualifikasi sebagian besar strata satu, strata dua, dan sisanya diploma tiga. Setiap mata pelajaran masing masing mempunyai ketua bidang studi.
c.      Tata Usaha
Adapun jumlah pegawai tata usaha di SMK Negeri 1 Pinrang sebanyak 21 orang yang terdiri dari kepala tata usaha, pegawai tata usaha, pegawai perpustakaan, pegawai koperasi dan satpam.
d.     Staf
      Staf kantor balai diklat keagamaan makassar sebanyak 62 karyawan/pegawai yang masing masing ruangan terdapat beberapa staf . Tiap tingkatan terdiri dari:
§  Ruangan keuangan 5
§  Ruangan kepegawaian 5
§  Ruangan kearsipan









BAB II
PELAKSANAAN DAN PERMASALAHAN
PEKERJAAN DI SEKOLOAH

A.   Kegiatan yang Berhubungan dengan Kegiatan Sekolah
Pengelolaan dan pelaksanaan kurikulum di SMK Negeri 1 Pinrang berjalan sesuai dengan target yang diharapkan. Hal ini terjadi karena kedisiplinan dari berbagai pihak, baik kepala sekolah, guru-guru maupun staf  tata usaha yang menangani masalah kependidikan di sekolah. Dengan demikian tidak ada masalah yang cukup berarti dalam pelaksanaan kurikulumnya.
Pembinaan kesiswaan di SMK Negeri 1 Pinrang cukup baik. Sekolah tersebut aktif dalam berbagai kegiatan, baik OSIS, pramuka, PORSENI, studi banding, maupun kegiatan sosial dalam rangka menyambut hari-hari besara agama dan nasional lainnya. Penyelenggaraan kegiatan kokurikuler seperti pemberian tugas di luar atau di dalam kelas juga berjalan dengan baik.
Salah satu yang menjadi penunjang keberhasilan suatu sekolah adalah pembinaan kerja sama dengan orang tua siswa. Kemampuan ekonomi orang tua siswa di SMK Negeri 1 Pinrang yang pada umumnya adalah level ekonomi menengah keatas tentunya sangat mendukung keberhasilan sekolah.
Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan sekolah sangat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar di kelas. Pada bidang studi Bahasa Inggris, alat bantu yang sering digunakan adalah berbagai alat laboratorium dan alat lainnya untuk membantu pembahasan materi tertentu walaupun sangat terbatas tetapi dapat membantu kelancaran proses pembelajaran, seperti LCD, OHP, dan laboratorium bahasa itu sendiri. Proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien serta tetap dapat dipahami oleh siswa.





BAB III
Selayang Pandang
Agama (BPGA) sebanyak 6 Balai yang tersebar di 6 (enam) provinsi untuk seluruh wilayah Indonesia, salah satunya adalah BPGA di Makassar yang mewakili Indonesia bagian Timur. BPGA kemudian berubah menjadi Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Departemen Agama berdasarkan KMA No. 45/1981 tanggal 23 Mei 1981 atas persetujuan MENPAN No.B.504/I/MENPAN/5/1981 Tahun 1981 sekaligus mencabut KMA No. 18 Tahun 1878. Lengkapnya adalah Balai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Teknis Keagamaan Departemen Agama. Sejak awal berdirinya(sejak 1978)lembaga kediklatan ini bertempat di Jl. Sultan Alauddin hingga sekarang. Dengan terbitnya KMA 345 tahun 2004, Nomenklatur Balai Diklat Pegawai Teknis Keagamaan, diubah menjadi Balai Diklat Keagamaan sampai sekarang;
Semenjak berdirinya Balai Diklat Keagamaan Makassar, sampai sekarang telah dipimpin oleh oleh 8 (delapan) Kepala Balai. Adapun urutan nama-nama kepala Balai sesuai dengan masa bertugasnya adalah sebagai berikut:
1. Drs. H. Abdurrahman K (Tahun 1979 s.d 1983)
2. Dr. H.Iskandar Idy (Tahun 1983 s.d 1990)
3. Drs. H. Amin Hamma, M.Si (Tahun 1990 s.d 1996)
4. Drs. H. Mubarak Pataba (Tahun 1996 s.d 2001)
5. H. Darma Setiawan, S.Sos (Tahun 2001 s.d 2003)
6. Drs. H. Shodiq Kawu, M. Pd (Tahun 2003 s.d 2007)
7. Drs. H. Asri Latief Dt. Pamuncak (Tahun 2007 s.d 2009)
8. DR. H. Abd. Kadir Ahmad, M.S. (Tahun 2009 s.d 2010)
9. DR. H. Muhajirin Yanis, M.Pd.I.

 (Tahun 2011) Balai Diklat Keagamaan Makassar adalah salah satu instansi pemerintah di bawah naungan Kementerian Agama yang merupakan unit pelaksana teknis kediklatan Kementerian Agama di daerah. Balai Diklat Keagamaan Makassar secara hierarchi bertanggung jawab kepada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama serta merupakan salah satu dari 12 Balai ( dua belas ) Balai Diklat Keagamaan di seluruh Indonesia yakni : Medan, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar, Banjarmasin, Manado dan Ambon, Balai Diklat Keagamaan Makassar adalah Balai Diklat Keagamaan yang ke-10.
Landasan pokok dibentuknya adalah mempertimbangkan perlunya dilakukan pembinaan kepada aparatur Kementerian Agama secara sistematik, terencana dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan, beban tugas organisasi, perkembangan masyarakat yang dilayani serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mereka memiliki keunggulan kompetitif dan profesional serta memiliki moralitas yang tinggi sehingga mereka mampu memberikan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat secara intensif dan optimal.
Untuk merealisasikan hal tersebut, berawal dari Keputusan Menteri Agama No. 18/1978 tanggal 16 Maret 1978 dengan persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) No.B 251./I/MENPAN/3/1978 tanggal 6 Maret 1978, maka didirikanlah Balai Penataran Guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar