Bandung, math.itb.ac.id – Kelompok Keahlian
Matematika Industri dan Keuangan, serta Pusat Pemodelan Matematika dan
Simulasi, Program Studi Matematika ITB, menyelenggarakan Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC) Workshop. Kegiatan yang berlangsung pada
Sabtu, Senin-Rabu (20, 22-24/10/12) di Ruang Seminar Prodi Matematika
ITB, Labtek VI ITB, serta Aula Barat ITB , terdiri dari Workshop On Development Of Graduate Skills In Mathematics Curriculum, Workshop On Mathematical Modeling dan Workshop On Mathematical Modeling For High School Students.
Sembilan pakar matematika dari berbagai belahan
dunia hadir sebagai pembicara dalam workshop ini, Dr. Jeffery A. Waldock
(Sheffield Hallam University, UK), Dr. Ahmad Muchlis (ITB, Indonesia),
Dr. Wono Setya Budhi (ITB, Indonesia), Prof. Dr. Edy Soewono (ITB,
Indonesia), Joshua Abrams (Meridian Academy, USA), Prof. Masami Isoda
(Tsukuba University, Japan), Roberto Araya (Univesidad de Chile, Chile),
Prof. Dr. Jonathan Borwein (University of Newcastle, Australia), dan
Prof. Dr. Septo R. Siregar (ITB, Indonesia).
Salah satu pembahasan yang dikupas dalam workshop
ini adalah ketidakmampuan pengajar matematika untuk memotivasi siswa
dalam menghargai serta memahami matematika. Hal ini disebabkan oleh
fakta bahwa sebagian besar pengajar, mengalami kurangnya keterampilan
pemecahan masalah di dunia nyata. Akibatnya, diungkapkan oleh Edy
Soewono, mata
pelajaran matematika saat ini masih menjadi momok menakutkan di
kalangan siswa. Paradigma ini membuat para generasi muda menjadi enggan
untuk belajar matematika. Sementara di sisi lain, peran dan permintaan
matematika, terutama pemodelan matematika dan simulasi dalam membentuk
perkembangan teknologi, tidak dapat dihindari untuk memahami fenomena
yang kompleks.
Oleh
karena itu, perlu penetapan model pembelajaran yang menyenangkan,
sehingga siswa lebih mengerti dan memahami materi yang diajarkan
dibandingkan harus mengejar target kurikulum tanpa diiringi dengan
pemahaman materi. ”Misalnya, melalui pemodelan matematika kita
dapat mengetahui jumlah kebutuhan dalam suatu acara atau kegiatan, baik
itu konsumsi atau berupa finansial yang diperlukan dalam satu kegitan,"
ujar Edy.
Pembicara lainnya,
Joshua Abrams mengungkapkan pentingnya pemodelan matematika dalam
kurikulum di Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam presentasinya, Abrams
mengungkapkan definisi pemodelan matematika, yakni proses membawa
perspektif matematis dalam menjawab permasalahan dari bidang
non-matematis. Alasan perlunya menggunakan model matematika juga
diungkapnya, yakni Safer, Faster, Cheaper, Easier to work with, Accessible, and Feasible.
Dengan membuat suatu permasalahan menjadi model matematika, suatu
permasalahan menjadi dapat dimengerti, dioptimalkan, didesign, dan
diprediksi.
Siswa SMA yang hadir
dalam workshop tersebut pun diberi kesempatan untuk membuat model
mengenai masalah di sekitar mereka dan diselesaikan dengan model
matematika. Hasil dari pemodelan tersebut kemudian dipresentasikan
dihadapan Edy dan Abrams.
Seusai presentasi
hasil pemodelan siswa SMA, kegiatan berskala internasional selama empat
hari ini ditutup oleh Ketua Prodi Sarjana Matematika ITB, Dr. Agus Yodi
Gunawan, "the world is mathematics, because everything can be modeled in mathematics, and keep mathematics beautiful and useful," pesannya di penghujung acara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar