Sudah
menjadi tabi’at dari seorang insan adalah tidak menyukai sesuatu yang
diulang-ulang. Setiap menusia menyukai perubahan. Begitupula ketika
sedang membaca atau belajar, baik pelajaran yang berkaitan dengan materi
Diniyah (agama) maupun tentang duniawiyah (misalnya pelajaran kuliah).
Kita ambil contoh, seseorang yang mengkhususkan waktunya enam jam untuk
mempelajari ilmu Dien, dan dia ingin menghabiskannya untuk satu macam
ilmu Dien, maka belum sampai satu atau dua jam dia akan bosan membaca.
Dia akan merasakan kelelahan, bahkan kebosanan ini mungkin berlangsung
dalam waktu yang cukup lama.
Akan
tetapi, jika ia membagi waktunya yang enam jam tersebut untuk enam
macam disiplin ilmu yang berbeda dengan mengalokasikan waktunya tiap jam
untuk satu macam disiplin ilmu, maka insya Allah rasa bosan itu akan
lenyap, bahkan ia akan merasakan bahwa waktunya terasa kurang. Misalnya,
ia mengalokasikan enam jam tersebut masing-masing satu jam untuk
pelajaran aqidah/ tauhid, satu jam untuk tafsir, satu jam untuk fiqih,
satu jam untuk hadits, satu jam untuk bahasa Arab, dan satu jam untuk
materi taszkiyatun nafs. Maka, ketika ia bosan membaca maupun
menghafal satu disiplin ilmu, maka ia akan berpindah ke ilmu yang lain.
Tanpa terasa, ia telah memanfaatkan waktunya untuk sesuatu yang sangat
bermanfaat, bahkan ia berkeinginan untuk menambahkan alokasi waktunya
dalam belajar, tanpa merasa bosan dan letih.
Melakukan variasi ilmu dalam membaca atau belajar memiliki beberapa manfaat, antara lain:
- Membuka wawasan bagi penuntut ilmu, karena ia memabaca berbagai macam ilmu syar’i. Sebab, ilmu syar’i merupakan suatu mutiara yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
- Membuat seseorang tidak merasa bahwa waktunya cepat habis ketika membaca. Bahkan ketika waktunya untuk satu ilmu tertentu sudah habis, maka dia berharap masih belum habis karena ia bersemangat dalm menuntut ilmu.
- Variasi tersebut dapat menyenangkan hati dan memperbaharui semangat dalam belajar.
Masalah
yang sering muncul ketika seseorang telah melakukan ketiga variasi di
atas, padahal dia termasuk orang yang semangat tinggi dalam belajar
adalah dia tidak mendapatkan satu manfaatpun ketika membaca atau
belajar. Dia merasa tidak mengingat sedikitpun dari apa yang dibaca
sebelumnya. Sebenarnya, penyebab dari permasalahan ini adalah dia tidak
mengikuti metode yang benar dalam membaca dan memahami isi buku. Solusi
dari permasalahan tersebut antara lain:
- Usahakan di tengah-tengah membaca untuk menaruh tanda atau memberi warna pada kalimat penting yang didapati ketika membaca.
- Ketika membaca beberapa bab, usahakan bias menemukan pokok pikiran yang ada dalam bab-bab tersebut. Tulislah pokok pikiran tersebut di footnote atau di sisi kanan/ kiri halaman buku.
- Setiap bab atau pasal yang panjang memiliki beberapa paragraph, maka usahakan menemukan ide utama di setiap paragraph, dan tulislah di footnote.
- Setelah selesai membaca satu bab, tulislah ringkasan yang memuat pikiran utama atau penjelasan lainnya yang dianggap penting.
- Simpanlah ringkasan-ringkasan tersebut di dalam satu file khusus atau lampirkan di bagian akhir buku, karenaringkasan inni sama dengan ringkasan dari buku tersebut.
Masalah
lain yang sering muncul ketika membaca adalah tentang posisi duduk yang
tidak benar dan dapat berpengaruh buruk terhadap semangat membaca/
belajar juga kesehatan kita. Masalah ini dapat diatasi dengan mengikuti
metode yang benar ketika duduk membaca, seperti yang akan disebutkan di
bawah ini:
- Usahakan di tempat membaca memiliki suhu udara yang baik, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin.
- Cahaya lampu yang baik/ sesuai, yaitu tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang hingga menyilaukan mata.
- Di saat membaca usahakan jarak antara buku dan mata Anda tidak terlalu dekat atau terlalu jauh, misalnya sekitar 30 cm.
- Apabila di tengah-tengah membaca anda merasakan lemah pandanagan, keluar air mata, terasa sakiy mata, atau pusing di kepala, maka segeralah periksa ke dokter, barangkali Anda membutuhkan bantuan kaca mata.
- Usahakan selama membaca agar punggung Anda selalu luruas, tidak membungkuk, atau sedikit membungkuk. Jika terlalu membungkuk akan melelahkan mata Anda.
Selain
membagi waktu dan melakukan variasi dalam membaca seperti yang telah
disebutkan di atas, kitapun perlu melakukan variasi dalam metode
belajar. Sebenarnya banyak sekali metode dalam belajar yang dapat kita
gunakan, agar semangat kita tidakkendor di tengah jalan. Di antaranya yang terpenting adalah:
- Menghadiri kajian ilmiah yang umum atau khusus, dengan mendengar langsung penjelasan ilmu syar’i dari seorang guru atau ustadz.
- Membaca kararagan para ulama, seperti kitab, artikel, maupun karya mereka yang lain.
- Mendengarkan kaset, MP3, maupun VCD ceramah agama, kemudian kita menulis poin-poin penting dari ceramah tersebut.
- Menghafalkan ilmu dan mengulanginya terus-menerus agar tidak lupa.
- Menghubungi seorang yang alim (misalnya ustadz) untuk menanyakan kesulita yang kita hadapi dalam mempelajari suatu disiplin ilmu syar’i.
- Berdiskusi dan berdialog dengan teman tentanga suatu tema atau masalah yang kita pelajari
- Melakukan muraja’ah terhadap ilmu yang telah kita pelajari dan dihafal sebelumnya.
Demikian
tadi beberapa tips agar semangat belajar ilmu syar’i terus berlangsung.
Selamat mencoba, semoga Allah memudahkan usaha kita dalam menuntut
ilmu. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar